Selasa, 28 November 2017

Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd, MM. Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran PKn SD dan Perencanaan Pembelajaran

Nama             : Kalisa Dara Puspa
NIM                 : 2015.82.0054
Kelas              : BSD Semester 5
Tugas      : UTS Pengembangan Pembelajaran PKn dan Rencana Pembelajaran
Dosen            : Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd, MM.

SOAL !
I.     Pengembangan PKn
1.    Jelaskan secara ontologi mengenai pentingnya pendekatan tematik serta implementasinya dalam kurikulum 2013 pada tema terkait pengembangan PKn
2.      Jelaskan mengenai pengembangan model pembelajaran PAIKEM dalam PKn SD
3.    Dalam kajian epistemologi bagaimana mengembangkan pelajaran PKn dengan Contextual Teaching and Learning (CTL)
4.      Bagaimana mengembangkan PKn di SD dengan porthifolio
5.      Berikan analisis saudara mengenai mengapa pentingnya pengembangan PKn
II.  Perencanaan Pembelajaran
1.      Buatlah analisis kebutuhan siswa dalam menyusun perencanaan pembelajaran
2.      Bagaimana anda merancang konsep perencanaan pembelajaran untuk SD
3.      Buatlah analaisis perbedaan perencanaan pembelajaran dalam kurikulum KBK, KTSP, dan K13

Jawaban !
I.     Pengembangan PKn
1.   Penting, karena pembelajaran tematik menekankan belajar siswa yang aktif, dengan pengembangan tematik dalam pelajaran PKn bisa mengubah cara belajar mengajar guru yang tradisional. Di dalam mata pelajaran PKn banyak bahasan-bahasan, contohnya tentang pancasila dengan menanamkan jiwa pancasila kepada murid, tentunya mereka bisa lebih menghargai negaranya dan orang lain. Menciptakan atau membentuk karakter generasi bangsa yang bermoral dan cinta pada tanah air.
2.    Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM), Siswa harus aktif dalam pembelajaran, guru harus inovatif dalam merancang pembelajaran, guru harus kreatif dalam menyampaikan pembelajaran, dan memberikan hal-hal baru sesuai tema sehingga guru dapat membuat kelas menjadi efektif dan menyenangkan. Dengan pendekatan PAIKEM dapat menghilangkan anggapan mengenai pelajaran PKn yang di anggap membosankan, sehingga terlalu banyak cerita yang membuat siswa menjadi malas.
3.  CTl itu pembelajaran menemukan sendiri, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Dengan metode ini dapat mengkaitkan materi pembelajaran dengan konteks-konteks kehidupan sehari-hari siswa. Contohnya tema materi pancasila, siswa dapat mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai moral, yang diharapkan siswa dapat mewujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Guru membuat soal-soal berbentuk tabel, lalu dikembangkan melalui tanya jawab ke siswa, lalu jika siswanya paham diberikan skor yang sudah tertera dalam tabel porthofolio. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk mengkaji lebih dalam suatu materi pembelajaran sekaligus terjun kelapangan untuk mengamati suatu fenomena yang ada dimasyarakat dan kemudian menarik suatu kesimpulan yang kemudian didokumentasikanmelalui tulisan. Contohnya mengamati tentang acara hari kemerdekaan Indonesia (17 Agustus) siswa mengamati kegiatan apa saja yang ada diacara tersebut, dan mengamati manfaat pada hari kemerdekaan.
5.      Dengan pentingnya mengembangkan PKn, siswa diajarkan tentang mencintai tanah air, memberikan jiwa sosial kepada siswa sejak dini di sekolah dasar, menerapkan nilai-nilai moral yang baik, menghormati antar sesama, menghormati perbedaan, menciptakan dan menanamkan rasa lebih menghargai antar sesama maupun terhadap negara.


II.         Perencanaan Pembelajaran
1.      Kebutuhan siswa dalam menyusun perencanaan pembelajaran ialah kegiatan yang diperlukan dalam belajar yang dapat membantu tercapainya tujuan belajar itu sendiri, baik dalam proses pembelajaran yang berlangsung dilingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dan guru harus mengetahui karakteristik siswa di kelas agar dapat berjalan sesuai proses pembelajaran tersebut. Menurut saya dalam melaksanakan pembelajaran tentunya harus membuat RPP yang baik, guru harus membuat pelajaran yang menyenangkan agar siswa tidak monoton terhadap pembelajaran, membuat media agar siswa lebih memahami materi tersebut dan menggunakan media sesuai dengan materi yang akan disampaikan oleh guru.
2.      Yang paling awal guru lakukan adalah guru harus mengetahui karakteristrik siswa untuk mengetahui cara belajar siswa, setelah itu guru menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Guru harus memberikan metode, model, teknik, strategi pembelajaran agar proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dan tearah sesuai dengan keinginan guru dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
3.      Perbedaan rencana pembelajaran kurikulum KBK, KTSP, dan K13 :
a.       Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) kurikulum ini siswa dituntut aktif mengembangkan keterampilan menerapkan IPTEK, dan guru hanya fasilitator. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran, pengembangan kurikulum sampai pada silabus, mata pelajaran tidak berkaitan, kurikulum ini menggunakan tematik tetapi didalam kurikulum KBK yang memakai tematik hanya pada kelas 1 dan 2.
b.      Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum melihat karakter, dan potensi  lokal, dan tetap menekankan kompetensi, standar kompetensi lulusan, pemisahan antar pelajaran masih sangat jelas terlihat, kompetensi diturunkan dari mata pelajaran, mata pelajaran diajarkan secara terpisah.
c.       Kurikulum 2013 (K13) hampir mirip dengan kurikulum KBK tetapi masih ada perbedaannya yaitu kurikulum ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar, dalam K13 semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti, siswa lebih aktif mencari dibandingkan guru (berpusat pada siswa), guru dituntut membuat pelajaran semakin kreatif.

Rabu, 25 Oktober 2017

Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd, MM. Tugas Perencanaan Pembelajaran. Judul : Model Instruksional Desain "ADDIE"


Nama                           : Kalisa Dara Puspa
NIM                              : 2015.82.0054
Kelas                            : BSD Semester 5
Tugas                           : Analisis Model Instruksional Desain ( Model ADDIE )
Dosen                          : Dr. Dirgantara Wicaksono, M.Pd, MM.

Desain Instruksional: Model ADDIE

"ADDIE" adalah singkatan dari Analyze, Design, Develop, Implementation, dan Evaluate. ADDIE Instructional Design dari International Society for Educational Technology, yaitu guru dapat  mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk merancang dan menerapkan instruksi yang efektif.
Program ini sepenuhnya dirancang bagi individu yang tertarik untuk belajar lebih banyak tentang model ADDIE. Tujuan dari model  ini adalah untuk memberikan pelatih guru untuk keterampilan dasar dalam desain instruksional yang dibutuhkan untuk mengembangkan cara pelatihan yang berhasil.
Pada proses perancangan instruksional ADDIE yang melibatkan analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi instruksi. Modul desain instruksional ADDIE, jika diimplementasikan dengan benar, menghasilkan pengembangan materi pembelajaran / pelatihan yang dirancang untuk memenuhi tujuan dan sasaran spesifik dari masalah instruksional atau kesenjangan kinerja yang telah diidentifikasi sebelumnya.

1.       ANALISIS
        Tahap Analisis dapat dianggap sebagai "Tahap Penentuan Tujuan." Fokus perancang pada fase ini adalah pada target pemirsa. Di sini juga tersedia program yang sesuai dengan tingkat keterampilan dan kecerdasan yang ditunjukkan setiap siswa / peserta. Ini untuk memastikan bahwa apa yang sudah mereka ketahui tidak akan diduplikasi, dan fokusnya hanya pada topik dan pelajaran yang belum dapat dipelajari oleh siswa. Pada tahap ini, guru membedakan antara apa yang sudah diketahui siswa dan apa yang harus mereka ketahui. Pada akhir program, analisis instruksional akan dilakukan untuk menentukan topik atau topik apa yang akan disertakan

2.       DESAIN
        Tahap ini menentukan semua tujuan, alat yang akan digunakan untuk mengukur kinerja, berbagai tes, analisis materi pelajaran, perencanaan dan sumber daya. Pada tahap perancangan, fokusnya adalah pada tujuan pembelajaran, isi, analisis materi pelajaran, latihan, perencanaan pelajaran, instrumen penilaian yang digunakan dan pemilihan media. Pendekatan dalam fase ini harus sistematis dengan proses identifikasi, pengembangan dan evaluasi strategi terencana yang logis dan tertib yang menargetkan pencapaian tujuan. Desain harus mengikuti peraturan yang sangat spesifik, dan setiap elemen dari rencana perancangan instruksional harus dilaksanakan dengan memperhatikan detail. Menjadi pemancing untuk detail sangat penting bagi keberhasilan tahap perancangan.

3.       PENGEMBANGAN
        Pada tahap ini, perancang menggunakan data yang dikumpulkan dari dua tahap sebelumnya, dan menggunakan informasi ini untuk membuat program yang akan menyampaikan apa yang perlu diajarkan kepada peserta. Jika dua tahap sebelumnya memerlukan perencanaan dan brainstorming, tahap Pengembangan adalah tentang mewujudkannya. Tahap ini mencakup tiga tugas, yaitu penyusunan, produksi dan evaluasi.

4.       PELAKSANAAN
        Tahap implementasi mencerminkan modifikasi terus-menerus dari program untuk memastikan efisiensi maksimum dan hasil positif yang diperoleh. Guru berusaha untuk mendesain ulang, memperbarui, dan mengedit kursus untuk memastikan bahwa ia dapat menyampaikan secara efektif. "Prosedur" adalah kata kunci di sini. Banyak pekerjaan yang sebenarnya dilakukan di sini, guru dan siswa bekerja seiring untuk melatih pada alat-alat baru, sehingga desain dapat terus dievaluasi untuk perbaikan lebih lanjut. Proyek tidak harus menjalankan tugasnya dalam isolasi, dan dalam ketiadaan evaluasi yang tepat dari guru. Tahap ini dapat membuat keuntungan banyak umpan balik yang baik dari guru dan siswa dan banyak  yang dapat dipelajari dan dibahas. Desain evaluasi dilakukan pada tahap implementasi. Guru memainkan peran yang sangat aktif pada tahap ini, yang sangat penting bagi keberhasilan. Pengembangan secara konsisten harus menganalisis, mendesain ulang dan meningkatkan produk untuk memastikan produk efektif. Pemantauan secara cermat adalah suatu keharusan. Evaluasi yang tepat, Lapangan atau program, dengan revisi yang diperlukan dan tepat waktu, dilakukan dalam fasa ini. Ketika guru dan peserta didik secara aktif berkontribusi selama proses implementasi, seketika modifikasi dapat dibuat untuk proyek, sehingga membuat program lebih efektif dan sukses.

5.       EVALUASI
         Tahap terakhir dari metode ADDIE adalah Evaluasi. Ini adalah tahap di mana proyek sedang menjalani pengujian akhir yang cermat mengenai apa, bagaimana, mengapa, kapan hal-hal yang dicapai (atau tidak dicapai) dari keseluruhan proyek. Fase ini bisa dibagi menjadi dua bagian: formatif dan sumatif. Evaluasi awal sebenarnya terjadi selama tahap pengembangan. Fase formatif terjadi saat siswa dan guru sedang melakukan penelitian, sedangkan bagian Summative terjadi di akhir program. Tujuan utama dari tahap evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan telah dipenuhi, dan menetapkan apa akan diminta bergerak maju untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat keberhasilan proyek. Setiap tahap proses ADDIE melibatkan evaluasi formatif. Ini adalah komponen multidimensi dan komponen penting dari proses ADDIE. Evaluasi dilakukan sepanjang tahap implementasi dengan bantuan guru dan siswa. Setelah pelaksanaan kursus atau program selesai, evaluasi sumatif dilakukan untuk peningkatan instruksional. Sepanjang tahap evaluasi perancang harus memastikan apakah masalah yang relevan dengan program pelatihan dipecahkan, dan apakah tujuan yang diinginkan terpenuhi.

TAHAPAN ADDIE


 

Kegiatan Kemah Bersama Hizbul Wathan

Kegiatan Kemah Bersama Hizbul Wathan Dokumentasi Pribadi Hizbul wathan adalah organisasi ortonom muhammadiyah yang tugas utamany...